top of page
Search

Perbedaan Kunyit Biang dan Kunyit Biasa

Kunyit adalah salah satu rempah yang sangat populer di Indonesia, tidak hanya karena warna kuning cerah yang diberikannya pada masakan, tapi juga karena khasiat kesehatannya. Ada dua jenis kunyit yang sering dibicarakan: kunyit biang dan kunyit biasa. Meskipun keduanya berasal dari tanaman yang sama, terdapat beberapa perbedaan yang penting untuk diketahui.



Bonggol Kunyit (Kunyit Biang)

Bonggol kunyit, atau yang sering disebut kunyit biang, merujuk pada bagian rimpang utama dari tanaman kunyit (Curcuma longa). Bonggol kunyit adalah bagian yang tebal, kuat, dan merupakan sumber dari mana akar-akar baru dan batang tanaman kunyit tumbuh. Warna dari bonggol kunyit biasanya lebih pucat dibandingkan dengan bagian rimpang yang lebih muda dan sering digunakan dalam masakan. Kunyit mengandung minyak esensial dan kurkuminoid yang tinggi, yang menjadikannya sangat berharga baik dalam penggunaan kuliner maupun medisinal.


Kunyit Biasa

Kunyit biasa merujuk pada rimpang muda yang telah diproses dan sering digunakan sebagai bumbu masakan atau dalam pembuatan bubuk kunyit. Bagian ini memiliki warna kuning cerah, tekstur yang lebih lunak dibandingkan dengan bonggol kunyit, dan mudah diparut atau dihaluskan untuk digunakan dalam berbagai resep. Kunyit biasa sangat populer dalam kuliner karena warna dan aroma yang diberikannya, serta kandungan kurkuminnya yang memiliki manfaat anti-inflamasi dan antioksidan.


Perbedaan Utama

Perbedaan utama antara bonggol kunyit (kunyit biang) dan kunyit biasa terletak pada bagian tanaman yang digunakan dan karakteristik fisiknya. Bonggol kunyit adalah bagian utama dari rimpang yang lebih tua dan tebal, sedangkan kunyit biasa adalah rimpang muda yang lebih lunak dan berwarna lebih cerah. Bonggol kunyit biasanya digunakan dalam jumlah yang lebih kecil karena rasa dan aromanya yang lebih kuat, serta kandungan minyak esensialnya yang lebih tinggi. Sementara itu, kunyit biasa lebih sering digunakan dalam masakan sehari-hari karena mudah diproses dan memberikan warna yang cerah serta rasa yang khas pada masakan.


Kunyit Biang Kering buatan Jamu Gendul 88 memiliki karakteristik aroma dan rasa kunyit yang lebih kuat, tekstur cacahan yang keras, dan warna orange cerah (hasil panen saat musim hujan, orange gelap, sementara hasil panen musim panas orange cerah). Kunyit Biang kering cocok untuk kamu yang menyukai rasa dan aroma kunyit yang bold. Sementara kunyit biasa memiliki aroma dan rasa kunyit yang lebih ringan jika dibandingkan dengan kunyit biang. Tekstur cacahannya seperti gabus, tidak keras. Warnanya kuning cerah saat musim hujan, dan orange gelap saat musim kemarau.

Kiri kunyit kering cacah, kanan kunyit biang cacah. Cahaya matahari membuat warna orange-nya dominan.


Kesimpulan

Memahami perbedaan antara bonggol kunyit dan kunyit biasa sangat penting untuk memaksimalkan penggunaan mereka dalam masakan dan pengobatan. Bonggol kunyit, dengan kandungan minyak esensialnya yang tinggi, sangat berguna untuk keperluan medisinal dan sebagai bahan dasar ekstraksi. Sementara itu, kunyit biasa lebih sering digunakan dalam kuliner untuk menambah warna dan rasa pada masakan. Kedua bentuk kunyit ini memiliki manfaat yang luar biasa, baik untuk kesehatan maupun untuk meningkatkan kualitas masakan.


Kenapa ada perbedaan hasil dan warna kunyit dan kunyit biang kering saat musim kemarau dan musim hujan?


Saat musim hujan, produksi kunyit dan kunyit biang kering di workshop mengalami penurunan kapasitas produksi yang lumayan besar. Bukan karena tidak bisa kering karena hujan terus. Workshop kami bisa terus beroperasi tanpa pengaruh cuaca karena kami menggunakan dehydrator, bukan proses pengeringan manual dengan matahari.


Hasil pengeringan kunyit yang dipanen saat musim kemarau lebih banyak dibandingkan dengan saat musim hujan karena beberapa alasan utama yang berkaitan dengan kondisi cuaca, dan kadar air dalam tanaman. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai hal ini:

  1. Kadar Air Rendah: Selama musim kemarau, tanaman kunyit cenderung memiliki kadar air yang lebih rendah dibandingkan saat musim hujan. Kadar air yang rendah ini membuat proses pengeringan menjadi lebih efisien karena membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk mengurangi kandungan air dalam rimpang kunyit hingga mencapai tingkat yang diinginkan. Ini berarti, dari jumlah awal yang sama, kunyit yang dipanen saat kemarau akan menghasilkan lebih banyak kunyit kering karena penurunan berat akibat penghilangan air lebih sedikit.

  2. Risiko Jamur dan Penyakit: Di musim hujan, risiko terjadinya jamur dan penyakit pada tanaman kunyit meningkat karena kelembapan yang tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas kunyit sebelum proses pengeringan, dan bahkan dapat mengurangi jumlah kunyit yang layak dikeringkan. Sedangkan di musim kemarau, risiko ini lebih rendah, sehingga lebih banyak kunyit yang dapat dipanen dan dikeringkan dengan kualitas yang baik.


Secara keseluruhan, kombinasi dari kadar air yang lebih rendah dalam tanaman serta risiko jamur dan penyakit yang lebih rendah, menjadikan kunyit yang dipanen dan dikeringkan saat musim kemarau memiliki hasil yang lebih banyak dibandingkan saat musim hujan.


Karenanya harap maklum ya jika harga Kunyit dan Kunyit Biang berfluktuasi tergantung musim. Karena produk kami dibuat segar berdasarkan pesanan sehingga harganya menyesuaikan harga bahan baku terkini. Tujuannya selalu dibuat berdasarkan pesanan adalah supaya customer selalu memperoleh produk baru jadi, bukan produk stok lama.


Terima kasih atas dukungan kalian semua. Semoga kami bisa terus menjaga dan meningkatkan kualitas untuk bisa terus membersamai kalian dalam menjelajah ragam rasa dan manfaat rempah dan herbal Indonesia.

22 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page